Senin, 31 Maret 2008

mari menangisi kisah cinta


TENTANG CINTA: Mari Menangisi Kisah Cinta
Sheren Yang MelankolikAHA, akhirnya terkabul juga mendapat undangan preview film yang tidak melulu horor. Maklumlah, setahun ini genre horor begitu deras memenuhi pasar film Indonesia. Tidak salah, tapi tidak variatif saja.'Cinta itu Tidak Buat, Tapi Memahami' -- gara-gara kalimat yang terkesan basa-basi itulah, seorang Sheren [Sheila Marcia Joseph] yang hatinya sudah membatu lantaran tunangannya, Ray, meninggal karena kanker, bisa membuka hati untuk satu cinta. Dan dari sinilah, kisah 'TENTANG CINTA' itu bergulir.Adalah Evan [Vino Bastian] yang punya kisah nyaris serupa dengan Sheren. Cowok yang hobinya naik motor trail yang knalpotnya berisik ini juga memilih menyepi di daerah [yang kebetelulan] kok berdekatan dengan menyepinya Sheren. Evan juga sudah tunangan, tapi calon istrinya yang bernama Audi [Hayria Faturahman], malah ngabur entah kemana setelah sebulan bertunangan.Evan tengil dan keras kepala. Sementara Sheren cenderung melankolik, dramatis dan perasa. Mereka berdua bertemu dalam sebuah 'ketidaksengajaan' di salah satu toko buku. Ribut karena bukunya tertukar, rupanya menjadikan dua manusia ini tiba-tiba saling jatuh cinta. Dramatisasinya nampak ketika Evan menulis satu kalimat di buku harian Ray yang jadi hadiah ulangtahun Sheren. Jatuh cintalah mereka kemudian. Sampai suatu ketika, Evan harus menghadapi kenyataan yang membuatnya harus memilih. Meski tidak terlalu sulit, tapi silakan tebak apa kejutan dari Evan ini?Film arahan sutradara Sony Gaukasak ini diproduksi oleh STARVISION, yang sebelumnya sukses menggarap film 'Heart' dan 'Love is Cinta'. Tidak ada riset dan eksplorasi data yang luarbiasa di film ini, meski skenarionya sudah ditulis sejak Desember 2006 silam. Semua konflik berjalan tanpa tricky, mendatar saja dan terlalu mudah diketahuin ujung ceritanya.Berlokasi di sekitar Bandung, Pengalengan, Lembang, dan Ciwidey menjadi tantangan tersendiri bagi pemain dan kru film. Bayangan lokasi tidak ditemukan, sampai akhirnyabterpaksa membuat beberapa setting yang diinginkan. Keindahan gambar, meski angle yang dibidik terlalu sering menjadi pilihan film bertema cinta, cukup menarik. Sayangnya, kualitas akting kurang memenuhi syarat. Totalitas seorang Hayria, tidak ditopang kemampuan berkarakter dengan apik. Sementara Evan [Vino Bastian], justru lebih tampak seperti orang linglung, dengan gestur yang terlalu kaku. Pengucapan dialognya masih terasa kaku dan sangat sinetronis. Poin lumayan kudu diberikan kepada Shelia Marcia Joseph. Meski tak jauh-jauh dari rengekan airmata dan nongkrong di danau, Marcia bisa menunjukkan kesedihan yang pas. Meski kemudian terasa betele-tele, tapi Marcia punya peluang untuk peran lain yang lebih menantang. Jujur saja, nilai plus dari film ini adalah soundtracknya yang digarap oleh Ridho Slank dan Ipang BIP, termasuk penggarapan scoring filmnya. Di album ini Ridho dan Ipang menawarkan delapan lagu, antara lain, Hey (feat Sheila Marcia), Love So Free, Tentang Cinta, Cinta Baru, Alive, Cinta Dalam Hati, Sendiri, dan 3 scoring. Ipang yang biasa kasar engan rcok n'rollnya, bisa larut berbalada dan tak mengumbar aura kasarnya. Hasilnya? Beberapa adegan yang diiringi musik latar, terlihat lebih emosional.
Audi Yang Kepalanya BotakFilm ini memang berniat menumpahkan airmata penontonnya. Konflik tidak terlalu diseret-seret berkepanjangan, agar penonton tidak berkerut erlama-lama. Dari sisi 'berkerut' ini, Sony Gaukasak cukup berhasil, tapi sayangnya terjerembab pada poin 'tangis' yang diharapkan. Film ini gagal menguras airmata, karena 15 menit pertamanya terasa menjemukan. Kalau ada yang bertahan sampai kelar dan tetap tidak menangis, artinya penonton itulah yang justru harus ditangisi. [joko/foto: istimewa]

Tidak ada komentar: