Jumat, 25 April 2008

TAK ADA BINTANG

oleh: ade irma wisnadi


Cahayanya hilang, putih berubah hitam

awan menari-nari mendapatkan

kebebasannya

suara-suara tak jelas semakin nyaring di

telinga

itukah keangkuhan, keangkuhan siapa?

Manusia?

Sayang sekali, hidup hanya sekali

Habis terlewati dengan ritual tolol

Cahaya bintang hilang

Kupungut lilin, kunyalakan

Ooh, api melelehkan lilin-lilinku

Aku adalah perampas hakmu

Aku adalah pencuri cahayamu

Karena tak ada bintang malam ini

Bodoh sekali, kenapa mesti kulakukan?

Aku juga tak tahu

Tetapi yangf jelas, ketika kucari yang tak

Ada

Akan kucari yang lain

Sehingga ada dan menggoda

Ya, lilin dan api itu

Menggantikan sesuatu yang hilang

Dan cahaya

Semoga!

Read More..

KESESATAN

KESESATAN
oleh: siti solikah

Ia tawarkan kenikmatan
Sesungguhnya hina dan sesal
Yang kudapatkan
Segala kenikmatan
Pastilah berujung kematian
Walau dua kali lipat
Usia diberikan.
Hidup dinegri fana
Janganlah terlena
Maut terus dekat
Maut terus ingatkan
kita niscaya binasa.
yang tunduk perintah Allah,
ikuti akal dan singkirkan hawa nafsu.

Read More..

CAMKAN!

CAMKAN!

Oleh: siti solikah


Kepada diriku aku berkata

"antara terang dan gelap tidaklah sama, camkan!

Semua manusia niscaya binasa

Jaga dirimu dari hawa nafsu dan…

Segala cela, camkan!

Itu adalah pintu menuju binasa"

.

Read More..

HATI

HATI

Oleh:siti solikah


Hati ini tak punya rumah dan tanah

Ia tak jua punya tempat khusus tuk singgah

Seolah ia tercipta dari kelembutan..

Mega-mega tipuan

Ingin membawanya keliling jagat raya

Jurang yang tercepat

Diantara jiwa-jiwa

Dialah yang menyatukan dan memisahkannya

Atau serupa bintang gemintang diangkasa

Dan rotasinya

Ia timbul tenggelam saja

Ku sangka engkau kan menolongnya

Niscaya ia tak kuasa membendung air mata



.

Read More..

KETEGARAN

KETEGARAN

Oleh: siti solikah


Kala ia berpaling

Kubalas ia dengan kesabaran

Meski ku basah air mata

Ku tetap tegar menghadapi prilakunya

Meski jasad ini tak mau

Tapi hati kupaksa tegar selalu

Dan ketika perpisahan tak bisa ditolak

Hatiku sabar, takkan berontak



.

Read More..

RAGU RINDU

RAGU RINDU
Oleh: siti solikah

Perpisahan datang setelah pertemuan
Keduanya datang bergantian
Malam pertemuan
Digantikan malam perpisahan
Kepergianmu adalah kepedihan
Kebersamaan denganmu senantiasa kunantikan
Asakah sejumput asa tuk kebersamaan.

Read More..

PONOROGO

PONOROGO

Mengenang Kota Kelahiran

oleh: ade irma wisnadi


Pulang Ketanah Kelahiran

terbuka lagi jengkal demi jengkal yang tersapu hujan

dibumi warok ini sempat kurakit mimpiku

yang akan berlayar mengarungi pulau-pulau bayangan

disini pula sembah sujud sungkemku pernah kupagut

dan tibalah jathil, perawan penari-penari jaran kepang

mengiring kepergianku

erangan mengeram kucingan

membangunkanku dari setiap mimpi

nak, pulang

nak, pulang

gemblakku, cepat pulang

gemblakku, cepatlah pulang

terus memanggil-manggilku segera kembali

dengan membawa beragam drama turgi,

repetoar dan partitur lagu

kemudian menari bersama-sama

seperti dulu

seperti dulu

anggunnya mahkota-mahkota bersulam merak

yang pernah kau sematkan dikepalaku

ketika pertama kau pinang diri ini

membuat kerinduan ini memuncak, memecah ngilu

Ooh, kotaku

Ooh, ki warok bajang

Ooh, bathara guru

Hidupku adalah para warok, gemblak, pujangganong dan

Perawan penari-penari

Hidupku adalah macan dan merak

Hidupku adalah irama gamelan, gong dan terompet suci

Yang selalu mengiring perjalanan hari

Dan pulang ketanah kelahiran

Saat itulah yang benar-benar kukatakan rasa hidup itu


.

Read More..

MENYIBAK SIMPUL SUNYI

MENYIBAK SIMPUL SUNYI

oleh: Nuzul Alif


Dinyala retina ada busung urat

mematung didaun rambai

dan sebuah tatapan senyap

dihari yang deras oleh hujan

pikiran-pikiran menantang


dungu menjadi perangai

rumput berjejalan menjambakku

hingga otakku memar

setelah sunyi itu engkau restui

menjadi tabiat rumi


dan arwahku kau sucikan sepi

seperti api yang melahap gusi

aku ringkih ditungku nakalmu

ngepung rincing absurditas ini,


o…sunyiku

o…bagaiku kuasa atas segala


lalu layar syarafku angkuh, pun

naas disalib liliput kutub



.

Read More..

UNTUK-MU

UNTUK-MU
Oleh: fikri maliha

Whend you command me to sing
It seems my heart would break whit pride
And I look to your face,
And tears come to my eyes
All that is hard and dissonance in my live melt
Into one sweet harmony

Jika engkau titahkan aku bernyanyi
Serasa hatiku betah akan sebuah kebanggaan
Kupandanglah wajah-Mu
dan air matakupun tergenang
segala yang keras dan buruk dalam hidupku
lebur oleh suatu keindahan.

Read More..

SKENARIO APA LAGI?

Oleh: fikri maliha


Tuhan

Tak lelahkah engkau mengujiku?

Satu soal belum kuselesaikan,

Tapi kau beri beberapa soal lagi

Beberapa sudah kulalui

Tapi aku tetap mengeluh

Kenapa harus diri hamba ini Tuhan?

Dan bukan diri hamba-hamba-Mu yang lain

Apakah ini sebuah nikmat karunia

Atau memang ujian

Atau bahkan musibah?

Tahukah Tuhan

Akupun tak mampu membedakan mana nikmat,

Mana ujian dan mana musibah

Aku hanya ingin tak salah mengucap syukutku pada-Mu

Karena ternyata engkau masih sayang padaku

Dengan menunjukkan banyak kekuasaan-Mu

Selama ini aku hanya menjalankan skenario kehidupanku

Tapi tetap saja

Aku terlalu kerdil dihadapan-MU




.

Read More..

YANG KAU MAU

YANG KAU MAU
Oleh: fikri maliha

Kini aku sudah membencimu
Aku takkan lagi menghiraukanmu
Bukankah itu yang kau mau

Aku tak seperti dulu
Yang kan selalu menyapa…
Dan merindumu
Bukankah ini yang kau mau

Mungkin hati ini sudah lelah
Terkikis rasa sakit yang terpendam dalam
Kini hanya tinggal bisikan
Yang kan selalu kau dengar
Aku telah membencimu

Ada dia yang lebih mencintai…
Dan menyayangiku
Aku memilihnya untukku
Demi dirimu
Maafkan aku!

Read More..

DIA

DIA

Oleh: siti solikah


Dia

Yang telah membuatku

Berarti

Dia

Yang telah membuatku

Menangis dan sakit

Dia

Yang membuatku

Selalu memaafkan

Dia

Yang membuatku

Sangat membutuhkannya

Dia

Yang sampai saat ni

Sangat berarti

Dihatiku

Read More..

CINTA-MU

CINTA-MU
oleh: iis syahriah

Ya Allah
Jika aku jatuh cinta
Cintakan aku
Pada seseorang
Yang melabuhkan cintanya
Pada-Mu
Agar bertambah
Kekuatanku untuk mencintai-Mu
Ya Allah
Jika aku jatuh cinta
Jagalah cintaku
Agar tak melebihi
Cintaku pada-Mu.
Ya Allah
Jika aku jatuh cinta
Izinkanlah aku
Menyentuh hati seseorang
Yang hatinya tertaut
Pada-Mu
Agar aku tak terjatuh
Dalam jurang kehancuran

Read More..

LATAHZAN
Oleh: iis syahriyah

Kesedihan
tidak mengembalikan
Yang telah hilang hilang
Kehawatiran
Tidak akan pernah
Membuat masa depan
Menjadi lebih baik
Keruwetan Hati
Tidak akan pernah
Melahirkan keberhasilan
Hanya dengan jiwa
dan hati yang ridha
yang akan menjadi
dua sayap
kebahagiaan

Read More..

KATA HATI

KATA HATI

Oleh : M.Yasin

Dikeramaian waktu rotasi hidupku

Pecahan emosi tertuang kembali

Seutas bahagiamu cerminan keindahan

Seolah terisolasi ditempurung

Janji sangkar bhakti

Sebait kata dari lubuk hati

Ku persembahkan untukmu

Selamat Ulang Tahun

Dandani hadirnya masa remaja

Semoga panjang umur

Beri arti, jejak langkah mudamu



Read More..

Senin, 07 April 2008

Story Love


Story Love

Surely You do not agree… all my experience is equal to Your experience. my Personal experience it is true that way the existence of… inclusive of experience love. You trust to mean have tried will comprehend, even so do not. meaning. You remain to. esteemingme limited to we differ the road;street love.
Ascertaining is work which need correctness, therefore, check sometime make the us quickly tire of . Do not need the accurate You telalu know the my love story. Here will only be advised just just brief.
Hard First love reputedly forgotten, and iam also correct it. Its proof, now still tell about my first love , and that forerunner it is true difficult first love forgotten. If You agree, hence I will be continued by its story.
My adventure look for the rib couple ( hehehe, like story of Adam Prophet look for the Siti Hawa) missing started by since SLTP.adventuring of love the childish child! Sometime do not know the love meaning which the truth.Maybe gained time by it is only experience of how to come near woman.
Time change claim also method change love, seemingly he is not static. Oppositely;Also very linear dynamic with the storey;level of hunter emulation love the the other. Enunciated still be young, assess the religi even also still less, finally I follow to plunge in emulation love the japan style.
approach of japan Style hitherto still become the trend love the childish child. Enunciated the of japan style represent one of existing materialism implementation which progressively glorious day progressively. I even also confuse, whether/what in a moment wait will be immanent is which its name is holy love?
Love story in SLTA of other;dissimilar again it story, new term even also start the me recognize the; wakuncar, dating and of a kind have friendly by then. Enunciated the feelin of miss priangan, ah it is true love that respect! Properly most people put life on the line for the shake of its love, fisticuffs youngster of because love. Even if I realize - that blind love- that is love which is not wraped godly.
Shorten the story nowadays I become the student. World love progressively billow. Tired with the adventure love the japan style, finally I back to basic. Neting compartment love with what style is existence of. And alhamdulillah, likely balmy progressively and far from disquiet.
In mid of transportation;journey of to get master, I marry with the rib couple is which during the time searched the ( Mimin Rukmini). Hmm… precisely I marry the date of 1 January 1993 and with A of full of feeling thanks, nowadays I have three fruit love, the cikal Nolly Hummam Wijaya, its sister/brother is Waridatun Amaly and the bontot ( pengennya…) Qani Mulya Walagri.
lve story have my. Now, we is non-stoped to flavour it! So that/ to be longer lost to insipid progressively. Really big the most Allah! I nowadays [in] Malaysia and family in Indonesia. In the reality seed love is progressively bloom! Designating love ba'da marry that more scrumptious and have meaning.

Read More..

I LOVE YOU WITH SIMPLICITY

I LOVE YOU WITH SIMPLICITY

I look into the calendar which is located in desk sulkyly . Saturday, 30 March 2002, third us marriage anniversary . And to the third time nya also Aa' forget the. First anniversary, Aa' forget because having to meeting with the board of directors to finish some company's finance problem. As finance Director, Aa' it is true is obliged to finish the the problem. Well, I enunciated the. that Moment problem is queer fair to middling it is true.
Second anniversary, Aa' have to go out the town to do/conduct the presentation. Workdload make it forget. And after apologizing, my time express my sulking, by kalem is he shout the," Sis, anyway I have proved my love during the year. That day is not celebrated by kan never mind. Love the kan do not butuh ceremony…"
Now, in the morning he have taken leave to office of because have to prepare some document close. He take leave my moment reside in the bathroom. I it is true intentionally not to remind it about our marriage anniversary. I wish to test it, whether/what he remember or is not this. Its reality? I breathe the length.
Surprised, what its this hard sih remember the marriage anniversary by xself? I snort to sulk the. Aa' it is true differ from I. He kalem and is not expressive, and surely romantic. Hence, have never there is flower of at special momen-momen or poem which is written down in pink paper sheet such as those which often I conceive the moment of before I marry.
saying berpuluh multiply the word of While me, romantic and expressive. I always give it have prize with the flowing periods every day its anniversary. I nor forget the I love you each week. Sending message, even poem pass the sms moment he go out the town. In essence, for me love have to be expressed clearly. Because clarity also the part of love.
I know, if I love the Aa', I have to accept it what the existence of. But, cooking sih people do not want to change and learn? Isn'T it true that me have taught it to behave more romantic? Ah, my in essence sulk the dot. And all becoming not please for me. I uring-uringan. Aa' become really annoyed in my eye. I start the menghitung-hitung of time and attention given to me in our three marriage year. There no final of easy going week. we have time to go both to dine outside. Leeway usually finishing of to sleep all day long. Become I manyun by xself almost every day week and merely can look into it snore sweetly in place sleep.
Feel to sulk the ku progressively become. And surely, our relation/link one week this it is true is not goodness. We are both both of the same worn-out. cumulative work in place our duty each making we meet at home in a state of both of the same worn-out and thin-skinned one another. Become, several times we quarrel the current week.
In fact, today I have emptied all my activity schedule. I wish just both with the nya today and do/conduct the matters please. Must its his, This Saturday is he holiday. But, so Aa'. Difficult once for hims leave its work, even by the end of week of like this. Possible, because us not yet had the child. So that he do not feel important for the meluangkan of time by the end of week of like this.
" Hen, if you feel the uring-uringan like that, in fact non Ridwan which is a period of/to. Its problem only one, you loss feel the thanks…" Ms. saying peace.
I look into Ms.. Word of Ms. really menohokku. Yes, Ms. correctness. I loss feel the thanks. Isn'T it true that newly two week ago I persuade the Ranti, one or the other my friend is which stres of because its husband is berselingkuh with the other;dissimilar woman and very harsh to it? Isn'T it true that me inviting it to doctor to cure the to contusion of exist in some part its body because slapped around by its husband?
Slowly, feel guilty to arise at heart. If it is true I wish to pass the time with the nya today, why I do not tell it far day expecting him to can arrange its schedule? Isn'T it true that me can remind it sweetly that I wish to go with the just both nya today. Why I do not try to tell to it, that I wish he behave more romantic? That I feel excluded by because his/its workdload? That me in fact fear shall no longger be loved?
I immediately take leave to Ms.. I rush about to come home to set right the house and prepare the romantic dinner at home. I do not inform it. I wish to explode a bombshell to its his.
Dine have ready to. I prepare the cookery of exasperation Aa' complete with red rose network in dining table. Seven o'clock night, Aa' not yet come home. I await patiently. Nine o'clock night, I only accept the smsnya. My forgiveness is lost time to by come home. My duty is unfinished. Food in desk have been chilled. Mataku have berat, but me remain to await it in sittingroom.
I is develop;builded surprisedly. Yes Allah, I is fallen asleep. I peep at the wall clock, clock 11 night. I awaken. A cluster of red rose of tergeletak in desk. In side, tergeletak of card of utterance and dinky ornament box. Aa' fallen asleep well-sleep in karpet. He not yet opened the necktie and its kaos foot/feet.

Read More..

DO NOT ENOUGH ONLY LOVE



DO NOT ENOUGH ONLY LOVE
" Alone aja dhek Lia? Which/Such Masnya?", a question sudden surprise the me which in search of slipper come home the study interpret Qur'An in my Mosque komplek housing is this evening. Seemingly Mbak Artha neighbour one block which omit do not far from my house. He/She diligent come to ceremony taklim in this komplek even she is of first person which I recognize here, Mbak Artha also which publicize me with the special ceremony taklim of this mother in komplek . is Just only our workdload each making us seldom bertemu,hanya one week once moment ngaji of like this or moment there is event in mosque. Probably because both of the same emigrant of Java origin, we become chummy quicker.
" Coincidence of Mas Adi [is] on duty go out the town mbak, Become the Me go [by] xself", my reply at the same time hence slipper which just now I find among other heap slipers. " cushy yes dhek can come to aji jointly husband, sometime mbak eager acompany of Mas Bimo attend the ceremony taklim", visible face Mbak Artha a few/little changing like one who disappointed. start to motivated to tell a story, possible more precisely [release] the she griping. In fact I am a few/little risih also because all that Mbak Artha narrate concerning life she househould with Mas Bimo.. But no problem is listen only, ripe of people will curhat prohibited, just hopefully I can pluck the Iesson from what said by Mbak Artha to me. I and Mas Adi marry not yet even one year, newly 10 month;moon, become have to a lot of learning from other;dissimilar couple experience taste the sweet acid of nuptials of is inclusive of Mbak Artha which according to him have married by Mas Bimo almost 6 duration year.
" Dhek Lia, not in a hurry kan? our no Objection unles fiddle faddle first", sudden mbak Artha startle me" No problem mbak, my coincidence also again free nih, our lagian kan [is] old dah nope fiddle faddle",", my reply at the same time [go] to one of bench [in] page;yard TPA which still one komplek with Mosque.
By ear which coherent slow but mbak Artha start to tell a story. About its domesticity passed by almost 6 year with Mas Bimo which old smakin more and more insipid and loss instruct.
" I and mas Bimo recognize since kuliah even experience the process pacaran [of] during almost 3 year [of] before setting mind on to marry. We both of the same coming from run of the mill family in the case of religion", mbak Artha start to say. " Even, may be spelled out members [by] very diffuse. We also [do] not the inclusive of student which agamis. Ianguage associate with the nya, we [is] student associate with, but enough have achievement. Even though we try can might not leave the sholat. Its nucleus;core [is] religious service which [is] obliged to surely we run, yes possible simply [be] killed obligation of saja.Mas Bimo one who are patient, congeniality,, can educate and all important [is] he/she love I, Process the pacaran which we experience to start indisposed, a lot of whisper syetan aiming to adultery deed. there is no alternative, I and mas Bimo have to immediately marry because that lust motivation [is] big so. because reason [of] this is finally I accept the invitation of mas Bimo to marry".
" Mbak [do] not request the guide from Alloh [of] [through/ passing] shalat istikharah?", ask the ku penasaran. " That'S dhek, possible I this slave which bigheaded,untuk business like marrying this I [is] not at all entangle the Alloh. Become if (it) is true finally become like this that all (it) is true effect [of] my deed [by] xself"
" it[him] science [of] about nuptials and target marry the new menggapai sakinah and mawaddah [is] I realize after diligent follow the study for the meng of upgrade the x'self. As downright as I confess, [is] not at all there [is] kreteria of moment religion chosen the mas Bimo first. important [of] mas Bimo one who baik,mapan , patient and very loving [is] I. Religion problem, that important run the sholat and fast have enough. Anyway wait can be learned together that think the ku first. My Lagian [is] kan also non akhwat dhek, I Merely ordinary woman, [which/such] possible install the goals to get the ikhwan or men which is the understanding of its religion [is] good", say mbak Artha [is] at the same time gived a smile [by] getir.

Read More..

Kamis, 03 April 2008

tak cukup hanya cinta


“Sendirian aja dhek Lia? Masnya mana?”, sebuah pertanyaan tiba-tiba mengejutkan aku yang sedang mencari-cari sandal sepulang kajian tafsir Qur’an di Mesjid komplek perumahanku sore ini. Rupanya Mbak Artha tetangga satu blok yang tinggal tidak jauh dari rumahku. Dia rajin datang ke majelis taklim di komplek ini bahkan beliaulah orang pertama yang aku kenal disini, Mbak Artha juga yang memperkenalkanku dengan majelis taklim khusus Ibu-ibu dikomplek ini. Hanya saja kesibukan kami masing-masing membuat kami jarang bertemu, hanya seminggu sekali saat ngaji seperti ini atau saat ada acara-acara di mesjid. Mungkin karena sama-sama perantau asal Jawa, kami jadi lebih cepat akrab.

“Kebetulan Mas Adi sedang dinas keluar kota mbak, Jadi Saya pergi sendiri”, jawabku sambil memakai sandal yang baru saja kutemukan diantara tumpukan sandal-sendal yang lain. “Seneng ya dhek bisa datang ke pengajian bareng suami, kadang mbak kepingin banget ditemenin Mas Bimo menghadiri majelis-majelis taklim”, raut muka Mbak Artha tampak sedikit berubah seperti orang yang kecewa. Dia mulai bersemangat bercerita, mungkin lebih tepatnya mengeluarkan uneg-uneg. Sebenarnya aku sedikit risih juga karena semua yang Mbak Artha ceritakan menyangkut kehidupan rumahtangganya bersama Mas Bimo. Tapi ndak papa aku dengerin aja, masak orang mau curhat kok dilarang, semoga saja aku bisa memetik pelajaran dari apa yang dituturkan Mbak Artha padaku. Aku dan Mas Adi kan menikah belum genap setahun, baru 10 bulan, jadi harus banyak belajar dari pengalaman pasangan lain yang sudah mengecap asam manis pernikahan termasuk Mbak Artha yang katanya sudah menikah dengan Mas Bimo hampir 6 tahun lamanya.

“Dhek Lia, ndak buru-buru kan? Ndak keberatan kalo kita ngobrol-ngobrol dulu”, tiba-tiba mbak Artha mengagetkanku. ” Nggak papa mbak, kebetulan saya juga lagi free nih, lagian kan kita dah lama nggak ngobrol-ngobrol”, jawabku sambil menuju salah satu bangku di halaman TPA yang masih satu komplek dengan Mesjid.

Dengan suara yang pelan namun tegas mbak Artha mulai bercerita. Tentang kehidupan rumah tangganya yang dilalui hampir 6 tahun bersama Mas Bimo yang smakin lama makin hambar dan kehilangan arah.

“Aku dan mas Bimo kenal sejak kuliah bahkan menjalani proses pacaran selama hampir 3 tahun sebelum memutuskan untuk menikah. Kami sama-sama berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja dalam hal agama”, mbak Artha mulai bertutur. “Bahkan, boleh dibilang sangat longgar. Kami pun juga tidak termasuk mahasiswa yang agamis. Bahasa kerennya, kami adalah mahasiswa gaul, tapi cukup berprestasi. Walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin tidak meninggalkan sholat. Intinya ibadah-ibadah yang wajib pasti kami jalankan, ya mungkin sekedar gugur kewajiban saja. Mas Bimo orang yang sabar, pengertian, bisa ngemong dan yang penting dia begitu mencintaiku, Proses pacaran yang kami jalani mulai tidak sehat, banyak bisikan-bisikan syetan yang mengarah ke perbuatan zina. Nggak ada pilihan lain, aku dan mas Bimo harus segera menikah karena dorongan syahwat itu begitu besar. Berdasar inilah akhirnya aku menerima ajakan mas Bimo untuk menikah”.

“Mbak nggak minta petunjuk Alloh melalui shalat istikharah?”, tanyaku penasaran. “Itulah dhek, mungkin aku ini hamba yang sombong,untuk urusan besar seperti nikah ini aku sama sekali tidak melibatkan Alloh. Jadi kalo emang akhirnya menjadi seperti ini itu semua memang akibat perbuatanku sendiri”

“Pentingnya ilmu tentang pernikahan dan tujuan menikah menggapai sakinah dan mawaddah baru aku sadari setelah rajin mengikuti kajian-kajian guna meng upgrade diri. Sejujurnya aku akui, sama sekali tidak ada kreteria agama saat memilih mas Bimo dulu. Yang penting mas Bimo orang yang baik, udah mapan, sabar dan sangat mencintaiku. Soal agama, yang penting menjalankan sholat dan puasa itu sudah cukup. Toh nanti bisa dipelajari bersama-sama itu pikirku dulu. Lagian aku kan juga bukan akhwat dhek, aku Cuma wanita biasa, mana mungkin pasang target untuk mendapatkan ikhwan atau laki-laki yang pemahaman agamanya baik”, papar mbak Artha sambil tersenyum getir.

Read More..

Diujung Persimpangan


Diujung Persimpangan

Oleh Ulfah Mutia Hizma

“Ma….aku minta izin menikah lagi…” suara suamiku yang pelan seakan menggelegar di malam yang tenang ini. Aku tatap wajah suamiku. Aku ingin meyakinkan diriku bahwa ini hanya guyonan saja seperti yang sering dia lakukan padaku bila sedang menggodaku. Tetapi….“Ya Tuhan, tidak….dia serius!” Lima tahun sudah bahtera rumah tangga ini kami lalui. Tidak ada pertengkaran yang berarti antara kami berdua maupun antara kami dan anak-anak. Hari-hari lebih sering kami lewati dengan kelakar-kelakarnya yang selalu menghidupkan suasana dirumah kami. Anak-anak pun tidak bisa jauh dari Bapaknya. Bila kami berkumpul mereka seakan berlomba untuk meramaikan rumah ini. Aku merasa kehidupan yang aku jalani ini sudah lengkap. Tidak ada yang ku inginkan lagi kecuali merencanakan kehidupan anak-anakku kelak, dan kehidupan kami berdua di hari tua nanti, tetapi malam ini dia mengeluarkan kalimat yang bisa menghancurkan semua impianku.

Malam itu aku memilih tidak menjawab. Aku berikan senyum terbaikku yang selalu dia banggakan pada teman-temannya bila berkumpul dan mengingatkan padanya bahwa sudah waktunya untuk tidur karena besok bukan hari libur. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya melihat sikapku tetapi aku berharap dia memahami bahwa ini bukan keputusan yang mudah bagiku, mungkin hanya dengan menjawab ‘boleh atau tidak’ urusan sudah selesai. Bagiku masih banyak yang harus dipikirkan. Banyak dan banyak lagi.

Seminggu sudah sejak dia mengungkapkan keinginannya, aku masih belum memberikan jawaban juga. Aku menjalani hari-hariku seperti biasa. Melayani anak-anak dan suamiku dengan sebaik-baiknya. Aku tahu dia masih menunggu jawabanku. Aku tahu dari tatapan matanya, bila tanpa sengaja kami bertatapan. Aku ingat, tatapan mata itulah yang membuatku akhirnya mengambil keputusan untuk menikah dengannya. Tatapan mata yang tajam seperti Elang seakan mengungkap cinta yang tak pernah habis yang dia pancarkan setiap perjumpaan kami.
“Ina…Lu tahu kagak, lakinya Mariam nikah lagi loh…, Mariam shock banget, ampe mo bunuh diri die…” . Aku kaget mendengar berita yang disampaikan temanku melalui telepon pagi itu. Aku termangu begitu mudah kah seorang lelaki untuk berpindah ke lain hati. Aku masih ingat dengan jelas bagaimana Mariam dan Jodi saling mencintai. Mereka seperti iklan ‘sari rapet’, maunya rapet mulu. Di mana ada Mariam, di situ ada Jodi. Begitu juga sebaliknya. Tapi kenapa ini bisa terjadi? Mereka membina mahligai pernikahan lebih muda dua tahun dibanding kami. Aku masih ingat bagaimana Mariam sering meledekku yang saat itu belum mempunyai pacar. Katanya aku akan menjadi perawan tua yang kesepian karena tidak pernah merasakan indahnya cinta.

Aku sering tersenyum bila mengingat kata-katanya karena hal yang dia takutkan tidak terjadi padaku. Aku bisa merasakan cinta dan aku senantiasa berbunga-bunga sepanjang lima tahun pernikahan kami ini. Kisah percintaan kami memang tidak seperti kisah Mariam-Jodi yang bertahun-tahun berpacaran sampai akhirnya mengambil keputusan untuk menikah.
Aku yang saat itu sedang dilanda krisis kepercayaan tentang makna cinta dipertemukan dengan suamiku ini. Dia laksana pangeran yang datang di tengah kegelapan dengan membawa sinar yang sangat terang. Siapa pun yang melihatnya akan terkesima. Salah satunya aku. Malam itu saudara sepupuku sedang menerima lamaran. Aku sebagai bagian dari keluarga pihak perempuan ikut berkumpul untuk menerima keluarga pria. Di antara kumpulan orang yang ada malam itu, aku melihat sosoknya. Aku terpesona dengannya. Saat itu aku tidak tahu inikah yang namanya cinta pada pandangan pertama. Secara tidak sengaja, dia pun melihatku sehingga selama acara berlangsung kami saling bertatapan. Kami bicara melalui tatapan mata kami. Seperti ada hubungan batin antara aku dan dirinya. Anehnya, setelah acara selesai aku atau dia tidak ada yang berani mendekat untuk menyapa. Kami berpisah begitu saja malam itu. Sejak itu aku sudah tidak berharap lagi akan kedatangan sosoknya, hingga suatu hari calon suami sepupuku datang bersama dirinya. Bunga-bunga di hatiku yang sudah kuncup seakan mekar kembali. Kami pun memulai kisah cinta. Kisah cinta yang singkat. Kami hanya menjalani masa perkenalan selama tiga bulan. Setelah itu kami sepakat untuk menikah.

Aku masih belum bisa mengerti apa yang diinginkan suamiku. Ada rasa sakit di hati ini. Aku merasa cinta yang kuberikan selama ini ternyata dikhianati, tetapi aku masih punya hormat padanya. Dia masih mau mendengar pendapatku terlebih dulu sebelum mengambil keputusan itu. Itu berarti dia masih menghargai diriku, setidaknya menyadari keberadaanku. Meskipun begitu rasa sakit ini terus menggeroti hati dan pikiranku. Aku tetap tidak menerima suamiku berbagi dengan perempuan lain. Aku tidak bisa menerima anak-anakku akan memanggil mama pada orang lain, selain aku. Kadang aku menangis diam-diam di tengah malam ketika suami dan anak-anakku sudah terlelap tidur.

Inikah akhir cinta kami? Inikah arti pernikahan yang selama ini digembar-gemborkan sebagian orang sebagai pertautan cinta antara dua makhluk yang berbeda jenis kelamin? Mengapa harus ada masa seperti ini, di mana seorang lelaki mulai melirik bunga baru di taman lain yang mungkin lebih segar dan lebih harum. Di sisi lain, sang perempuan hanya menerima begitu saja, bahkan cenderung pasrah tanpa berani bersikap dan mungkin menyalahkan diri sendiri. Rasa saling percaya yang dibangun sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu mahligai perkawinan seakan luluh-lantak begitu saja, tanpa ada tanda-tanda keretakan di sana-sini yang menandai datangnya badai kehancuran.

Aku minta petunjuk pada Pemilik bumi dan segala isinya. Aku memohon petunjukNya, sampai akhirnya aku memantapkan keputusanku. Aku tidak mau terlihat lemah dengan memutuskan kehidupan yang diberikanNya dengan jalan yang singkat. Aku juga tidak mau kehilangan harga diriku sebagai perempuan yang setidaknya pernah dicintainya selama lima tahun ini. Aku sendiri tidak tahu apakah dia sekarang masih mencintaiku atau tidak. Aku juga tidak mau masa depan anakku menjadi suram karena hubungan yang buruk antara kami. Aku sudah mantap dengan keputusan ini. Aku akan membicarakan dengan suamiku malam ini, setelah ia pulang kerja nanti. Aku tidak tahu lagi apakah ini keputusan yang terbaik yang aku berikan atau tidak. Setidaknya, ini lah keputusan terbaik bagi diriku. “Anak-anakku… Maafkan Mama, bila keputusan ini mengecewakan kalian. Mama tidak mau menyakiti diri Mama maupun diri kalian semua. Mama mencintai kalian semua.” Itulah kata-kata yang selalu menyeruak dalam hatiku.

Aku pun memberikan jawaban yang sudah ditunggu-tunggu. Suamiku terpaku mendengar jawaban yang telah aku endapkan selama dua minggu ini. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan. Tugasku sekarang menunggu jawabannya, apakah ia akan memilih meninggalkan rumah kami atau tetap mempertahankan statusku sebagai istri dan ibu tunggal bagi anak-anak kami di rumah ini, tanpa berbagi dengan bunga di taman yang lain.]
Jakarta, January 19, 2005

Read More..

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana


Aku memandang kalender yang terletak di meja dengan kesal. Sabtu, 30 Maret 2002, hari ulang tahun perkawinan kami yang ketiga. Dan untuk ketiga kalinya pula Aa’ lupa. Ulang tahun pertama, Aa’ lupa karena harus rapat dengan direksi untuk menyelesaikan beberapa masalah keuangan perusahaan. Sebagai Direktur keuangan, Aa’ memang berkewajiban menyelesaikan masalah tersebut. Baiklah, aku maklum. Persoalan saat itu memang lumayan pelik.

Ulang tahun kedua, Aa’ harus keluar kota untuk melakukan presentasi. Kesibukannya membuatnya lupa. Dan setelah minta maaf, waktu aku menyatakan kekesalanku, dengan kalem ia menyahut,” Dik, toh aku sudah membuktikan cintaku sepanjang tahun. Hari itu tidak dirayakan kan tidak apa-apa. Cinta kan tidak butuh upacara…”

Sekarang, pagi-pagi ia sudah pamit ke kantor karena harus menyiapkan beberapa dokumen rapat. Ia pamit saat aku berada di kamar mandi. Aku memang sengaja tidak mengingatkannya tentang ulang tahun perkawinan kami. Aku ingin mengujinya, apakah ia ingat atau tidak kali ini. Nyatanya? Aku menarik napas panjang.

Heran, apa sih susahnya mengingat hari ulang tahun perkawinan sendiri? Aku mendengus kesal. Aa’ memang berbeda dengan aku. Ia kalem dan tidak ekspresif, apalagi romantis. Maka, tidak pernah ada bunga pada momen-momen istimewa atau puisi yang dituliskan di selembar kertas merah muda seperti yang sering kubayangkan saat sebelum aku menikah.

Sedangkan aku, ekspresif dan romantis. Aku selalu memberinya hadiah dengan kata-kata manis setiap hari ulang tahunnya. Aku juga tidak lupa mengucapkan berpuluh kali kata I love you setiap minggu. Mengirim pesan, bahkan puisi lewat sms saat ia keluar kota. Pokoknya, bagiku cinta harus diekspresikan dengan jelas. Karena kejelasan juga bagian dari cinta.

Aku tahu, kalau aku mencintai Aa’, aku harus menerimanya apa adanya. Tetapi, masak sih orang tidak mau berubah dan belajar? Bukankah aku sudah mengajarinya untuk bersikap lebih romantis? Ah, pokoknya aku kesal titik. Dan semua menjadi tidak menyenangkan bagiku. Aku uring-uringan. Aa’ jadi benar-benar menyebalkan di mataku. Aku mulai menghitung-hitung waktu dan perhatian yang diberikannya kepadaku dalam tiga tahun perkawinan kami. Tidak ada akhir minggu yang santai. Jarang sekali kami sempat pergi berdua untuk makan malam di luar. Waktu luang biasanya dihabiskannya untuk tidur sepanjang hari. Jadilah aku manyun sendiri hampir setiap hari minggu dan cuma bisa memandangnya mendengkur dengan manis di tempat tidur.

Rasa kesalku semakin menjadi. Apalagi, hubungan kami seminggu ini memang sedang tidak baik. Kami berdua sama-sama letih. Pekerjaan yang bertumpuk di tempat tugas kami masing-masing membuat kami bertemu di rumah dalam keadaan sama-sama letih dan mudah tersinggung satu sama lain. Jadilah, beberapa kali kami bertengkar minggu ini.

Sebenarnya, hari ini aku sudah mengosongkan semua jadual kegiatanku. Aku ingin berdua saja dengannya hari ini dan melakukan berbagai hal menyenangkan. Mestinya, Sabtu ini ia libur. Tetapi, begitulah Aa’. Sulit sekali baginya meninggalkan pekerjaannya, bahkan pada akhir pekan seperti ini. Mungkin, karena kami belum mempunyai anak. Sehingga ia tidak merasa perlu untuk meluangkan waktu pada akhir pekan seperti ini.

”Hen, kamu yakin mau menerima lamaran A’ Ridwan?” Diah sahabatku menatapku heran. ”Kakakku itu enggak romantis, lho. Tidak seperti suami romantis yang sering kau bayangkan. Dia itu tipe laki-laki serius yang hobinya bekerja keras. Baik sih, soleh, setia… Tapi enggak humoris. Pokoknya, hidup sama dia itu datar. Rutin dan membosankan. Isinya cuma kerja, kerja dan kerja…” Diah menyambung panjang lebar. Aku cuma senyum-senyum saja saat itu. Aa’ memang menanyakan kesediaanku untuk menerima lamaranku lewat Diah.

”Kamu kok gitu, sih? Enggak senang ya kalau aku jadi kakak iparmu?” tanyaku sambil cemberut. Diah tertawa melihatku. ”Yah, yang seperti ini mah tidak akan dilayani. Paling ditinggal pergi sama A’ Ridwan.” Diah tertawa geli. ”Kamu belum tahu kakakku, sih!” Tetapi, apapun kata Diah, aku telah bertekad untuk menerima lamaran Aa’. Aku yakin kami bisa saling menyesuaikan diri. Toh ia laki-laki yang baik. Itu sudah lebih dari cukup buatku.

Minggu-minggu pertama setelah perkawinan kami tidak banyak masalah berarti. Seperti layaknya pengantin baru, Aa’ berusaha romantis. Dan aku senang. Tetapi, semua berakhir saat masa cutinya berakhir. Ia segera berkutat dengan segala kesibukannya, tujuh hari dalam seminggu. Hampir tidak ada waktu yang tersisa untukku. Ceritaku yang antusias sering hanya ditanggapinya dengan ehm, oh, begitu ya… Itupun sambil terkantuk-kantuk memeluk guling. Dan, aku yang telah berjam-jam menunggunya untuk bercerita lantas kehilangan selera untuk melanjutkan cerita.

Begitulah… aku berusaha mengerti dan menerimanya. Tetapi pagi ini, kekesalanku kepadanya benar-benar mencapai puncaknya. Aku izin ke rumah ibu. Kukirim sms singkat kepadanya. Kutunggu. Satu jam kemudian baru kuterima jawabannya. Maaf, aku sedang rapat. Hati-hati. Salam untuk Ibu. Tuh, kan. Lihat. Bahkan ia membutuhkan waktu satu jam untuk membalas smsku. Rapat, presentasi, laporan keuangan, itulah saingan yang merebut perhatian suamiku.

Aku langsung masuk ke bekas kamarku yang sekarang ditempati Riri adikku. Kuhempaskan tubuhku dengan kesal. Aku baru saja akan memejamkan mataku saat samar-samar kudengar Ibu mengetuk pintu. Aku bangkit dengan malas.

”Kenapa Hen? Ada masalah dengan Ridwan?” Ibu membuka percakapan tanpa basa-basi. Aku mengangguk. Ibu memang tidak pernah bisa dibohongi. Ia selalu berhasil menebak dengan jitu.

Walau awalnya tersendat, akhirnya aku bercerita juga kepada Ibu. Mataku berkaca-kaca. Aku menumpahkan kekesalanku kepada Ibu. Ibu tersenyum mendengar ceritaku. Ia mengusap rambutku. ”Hen, mungkin semua ini salah Ibu dan Bapak yang terlalu memanjakan kamu. Sehingga kamu menjadi terganggu dengan sikap suamimu. Cobalah, Hen pikirkan baik-baik. Apa kekurangan Ridwan? Ia suami yang baik. Setia, jujur dan pekerja keras. Ridwan itu tidak pernah kasar sama kamu, rajin ibadah. Ia juga baik dan hormat kepada Ibu dan Bapak. Tidak semua suami seperti dia, Hen. Banyak orang yang dizholimi suaminya. Na’udzubillah!” Kata Ibu.

Aku terdiam. Yah, betul sih apa yang dikatakan Ibu. ”Tapi Bu, dia itu keterlaluan sekali. Masak Ulang tahun perkawinan sendiri tiga kali lupa. Lagi pula, dia itu sama sekali tidak punya waktu buat aku. Aku kan istrinya, bu. Bukan cuma bagian dari perabot rumah tangga yang hanya perlu ditengok sekali-sekali.” Aku masih kesal. Walaupun dalam hati aku membenarkan apa yang diucapkan Ibu.

Ya, selain sifat kurang romantisnya, sebenarnya apa kekurangan Aa’? Hampir tidak ada. Sebenarnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanku dengan caranya sendiri. Ia selalu mendorongku untuk menambah ilmu dan memperluas wawasanku. Ia juga selalu menyemangatiku untuk lebih rajin beribadah dan selalu berbaik sangka kepada orang lain. Soal kesetiaan? Tidak diragukan. Diah satu kantor dengannya. Dan ia selalu bercerita denganku bagaimana Aa’ bersikap terhadap rekan-rekan wanitanya di kantor. Aa’ tidak pernah meladeni ajakan Anita yang tidak juga bosan menggoda dan mengajaknya kencan. Padahal kalau mau, dengan penampilannya yang selalu rapi dan cool seperti itu, tidak sulit buatnya menarik perhatian lawan jenis.

”Hen, kalau kamu merasa uring-uringan seperti itu, sebenarnya bukan Ridwan yang bermasalah. Persoalannya hanya satu, kamu kehilangan rasa syukur…” Ibu berkata tenang.

Aku memandang Ibu. Perkataan Ibu benar-benar menohokku. Ya, Ibu benar. Aku kehilangan rasa syukur. Bukankah baru dua minggu yang lalu aku membujuk Ranti, salah seorang sahabatku yang stres karena suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan sangat kasar kepadanya? Bukankah aku yang mengajaknya ke dokter untuk mengobati memar yang ada di beberapa bagian tubuhnya karena dipukuli suaminya?

Pelan-pelan, rasa bersalah timbul dalam hatiku. Kalau memang aku ingin menghabiskan waktu dengannya hari ini, mengapa aku tidak mengatakannya jauh-jauh hari agar ia dapat mengatur jadualnya? Bukankah aku bisa mengingatkannya dengan manis bahwa aku ingin pergi dengannya berdua saja hari ini. Mengapa aku tidak mencoba mengatakan kepadanya, bahwa aku ingin ia bersikap lebih romantis? Bahwa aku merasa tersisih karena kesibukannya? Bahwa aku sebenarnya takut tidak lagi dicintai?

Aku segera pamit kepada Ibu. Aku bergegas pulang untuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam yang romantis di rumah. Aku tidak memberitahunya. Aku ingin membuat kejutan untuknya.

Makan malam sudah siap. Aku menyiapkan masakan kegemaran Aa’ lengkap dengan rangkaian mawar merah di meja makan. Jam tujuh malam, Aa’ belum pulang. Aku menunggu dengan sabar. Jam sembilan malam, aku hanya menerima smsnya. Maaf aku terlambat pulang. Tugasku belum selesai. Makanan di meja sudah dingin. Mataku sudah berat, tetapi aku tetap menunggunya di ruang tamu.

Aku terbangun dengan kaget. Ya Allah, aku tertidur. Kulirik jam dinding, jam 11 malam. Aku bangkit. Seikat mawar merah tergeletak di meja. Di sebelahnya, tergeletak kartu ucapan dan kotak perhiasan mungil. Aa’ tertidur pulas di karpet. Ia belum membuka dasi dan kaos kakinya.

Kuambil kartu ucapan itu dan kubuka. Sebait puisi membuatku tersenyum.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Lewat kata yang tak sempat disampaikan

Awan kepada air yang menjadikannya tiada

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu. *

For vieny, welcome to your husband’s heart.

*dikutip dari Aku ingin mencintaimu dengan sederhana karya Sapardi Djoko Damono.

Read More..

Kisah Cinta


Kisah Cinta

Pasti Anda tidak sepakat… semua pengalamanku sama dengan pengalaman Anda. Pengalaman pribadiku memang demikian adanya… termasuk pengalaman cinta. Anda percaya berarti sudah mencoba mau memahami, kalaupun tidak berarti Anda tetap menghargaiku sebatas kita berbeda jalan cinta.

Memastikan adalah pekerjaan yang perlu ketelitian, oleh karena itu, teliti kadang membuat kita cepat bosan. Tak perlulah Anda telalu teliti mengetahui kisah cintaku. Disini hanya akan diberitahukan yang singkat-singkat saja.

Cinta pertama kata orang susah dilupakan, dan akupun membetulkannya. Buktinya, sekarang masih mengatakan tentang cinta pertamaku, dan itu pertanda memang cinta pertama sulit dilupakan. Jika Anda sepakat, maka aku akan teruskan ceritanya.

Pengembaraanku mencari pasangan tulang rusuk (hehehe, seperti kisah Nabi Adam mencari Siti Hawa) yang hilang dimulai sejak SLTP. Pengembaraan cinta anak ingusan! Kadang tidak tahu makna cinta yang sebenarnya. Mungkin yang dicari waktu itu hanyalah pengalaman bagaimana mendekati wanita.

Perubahan waktu menuntut juga perubahan metoda cinta, rupanya ia tidak statis. Malah sangat dinamis linier dengan tingkat persaingan pemburu cinta yang lainnya. Maklum masih muda, nilai religi pun masih kurang, akhirnya saya ikut mencebur dalam persaingan cinta gaya jepang.

Pendekatan gaya jepang sampai sekarang masih menjadi trend cinta anak ingusan. Maklum gaya jepang merupakan salah satu wujud implementasi materialisme yang semakin hari semakin semarak. Aku pun bingung, apakah suatu saat nanti akan tetap ada yang namanya cinta suci?

Cerita cinta di SLTA lain lagi narasinya, istilah-istilah baru pun mulai saya kenal; wakuncar, dating dan sejenisnya sudah ramah pada waktu itu. Maklum kecantol mojang priangan, ah memang cinta itu indah! Pantas kebanyakan orang mempertaruhkan nyawa demi cintanya, anak muda bakuhantam karena cinta. Sekalipun aku menyadari –itu cinta buta– yaitu cinta yang tidak dibaluti takwa.

Singkat cerita kini saya jadi mahasiswa. Dunia cinta semakin menggelora. Lelah dengan pengembaraan cinta gaya jepang, akhirnya aku back to basic. Menjaring pangsa cinta dengan gaya apa adanya. Dan alhamdulillah, rasanya semakin nyaman dan jauh dari keresahan.

Dalam pertengahan perjalanan menggapai sarjana, aku menikah dengan pasangan tulang rusuk yang selama ini dicari (Mimin Rukmini). Hmm… tepatnya saya menikah tanggal 1 Januari 1993 dan dengan penuh rasa syukur, kini aku mempunyai tiga buah cinta, si cikal Nolly Hummam Wijaya, adiknya Waridatun Amaly dan si bontot (pengennya…) Qani Mulya Walagri.

Lengkap sudah kisah cintaku. Sekarang, kami terus membumbuinya! Agar semakin lama tidak terasa semakin hambar. Sungguh maha besar Allah! Saya kini di Malaysia dan keluarga di Indonesia. Ternyata benih cinta itu semakin mekar! Menandakan cinta ba’da nikah itu lebih nikmat dan mempunyai makna.

Read More..

KISAH CINTA


Kisah Cinta
Pasti Anda tidak sepakat… semua pengalamanku sama dengan pengalaman Anda. Pengalaman pribadiku memang demikian adanya… termasuk pengalaman cinta. Anda percaya berarti sudah mencoba mau memahami, kalaupun tidak berarti Anda tetap menghargaiku sebatas kita berbeda jalan cinta.
Memastikan adalah pekerjaan yang perlu ketelitian, oleh karena itu, teliti kadang membuat kita cepat bosan. Tak perlulah Anda telalu teliti mengetahui kisah cintaku. Disini hanya akan diberitahukan yang singkat-singkat saja.
Cinta pertama kata orang susah dilupakan, dan akupun membetulkannya. Buktinya, sekarang masih mengatakan tentang cinta pertamaku, dan itu pertanda memang cinta pertama sulit dilupakan. Jika Anda sepakat, maka aku akan teruskan ceritanya.
Pengembaraanku mencari pasangan tulang rusuk (hehehe, seperti kisah Nabi Adam mencari Siti Hawa) yang hilang dimulai sejak SLTP. Pengembaraan cinta anak ingusan! Kadang tidak tahu makna cinta yang sebenarnya. Mungkin yang dicari waktu itu hanyalah pengalaman bagaimana mendekati wanita.
Perubahan waktu menuntut juga perubahan metoda cinta, rupanya ia tidak statis. Malah sangat dinamis linier dengan tingkat persaingan pemburu cinta yang lainnya. Maklum masih muda, nilai religi pun masih kurang, akhirnya saya ikut mencebur dalam persaingan cinta gaya jepang.
Pendekatan gaya jepang sampai sekarang masih menjadi trend cinta anak ingusan. Maklum gaya jepang merupakan salah satu wujud implementasi materialisme yang semakin hari semakin semarak. Aku pun bingung, apakah suatu saat nanti akan tetap ada yang namanya cinta suci?
Cerita cinta di SLTA lain lagi narasinya, istilah-istilah baru pun mulai saya kenal; wakuncar, dating dan sejenisnya sudah ramah pada waktu itu. Maklum kecantol mojang priangan, ah memang cinta itu indah! Pantas kebanyakan orang mempertaruhkan nyawa demi cintanya, anak muda bakuhantam karena cinta. Sekalipun aku menyadari –itu cinta buta– yaitu cinta yang tidak dibaluti takwa.
Singkat cerita kini saya jadi mahasiswa. Dunia cinta semakin menggelora. Lelah dengan pengembaraan cinta gaya jepang, akhirnya aku back to basic. Menjaring pangsa cinta dengan gaya apa adanya. Dan alhamdulillah, rasanya semakin nyaman dan jauh dari keresahan.
Dalam pertengahan perjalanan menggapai sarjana, aku menikah dengan pasangan tulang rusuk yang selama ini dicari (Mimin Rukmini). Hmm… tepatnya saya menikah tanggal 1 Januari 1993 dan dengan penuh rasa syukur, kini aku mempunyai tiga buah cinta, si cikal Nolly Hummam Wijaya, adiknya Waridatun Amaly dan si bontot (pengennya…) Qani Mulya Walagri.
Lengkap sudah kisah cintaku. Sekarang, kami terus membumbuinya! Agar semakin lama tidak terasa semakin hambar. Sungguh maha besar Allah! Saya kini di Malaysia dan keluarga di Indonesia. Ternyata benih cinta itu semakin mekar! Menandakan cinta ba’da nikah itu lebih nikmat dan mempunyai makna.

Read More..

Rabu, 02 April 2008

cinta bisa merubah segalanya

cinta mungkin kadang cinta hanya dijadikan mainan tanpa mereka sadari bahwa cinta itu terlalu indah untuk di permainkan...mungkin mereka melihat laki-laki itu tampan atau wanita itu cantik terus mereka bilang mereka telah jatuh cinta, sebenarnya bukan karena cinta tidak hadir dari melihat wajah atau pun yang lainnya tapi cinta dapat hadir kalau kita melihat isi hatinya... yach ... mungkin semua orang pun bertanya siapa yang bisa melihat hati orang ...?tapi sebenarnya isi hati itu bisa kita lihat dari perbuatanya , bicaranya mungkin dari itu meraka bisa berbohong tapi kita bisa ,melihat dari matanya karena mata tidak akan berbohng...dan satu kekuatan cinta ... cinta itu bisa merubah segalanya..bahkan seorang penjahatpun bisa tobat kalau cintanya memberitahukannya untuk tidak melakukannyadan seorang yang sering mempermainkan cinta maka dia akan tau akibatnya setelah dia menemukan seseorang yang mencinta dia apa adanya{likah}

Read More..

सेपेंग्गल किसः cinta

Hari ini terpekur ku sendiri menikmati diri sendiri,menikmati hidup dengan secangkir teh campur susu,kurasakan sedikit tarikan nafas kenikmatan,hanya ada aku dan teh susuku,Pikiranku tiba-tiba mengajaku berpetualang bemain mengitari kisah masa lalu.
Gadis dengan mata hitam memikat,rambut hitam yamg terurai,senyum manismu yang merekah bagai pelangi,bodymu yang aduhai bikin serrrrrrrrrrrrrr...............,Tapi sayang kau lukai hatiku kau meninggalkanku begitu saja,bagai rahwana yg ditinggalkan shinta,Tapi terimakasih ku kuhaturkan padamu,Kau mengajarkanku tak ada yg abadi di dunia ini sekalipun cinta,Kau ajarkan padaku tetang segala hal adalah dinamis selalu bergerak dan tak ada yang statis dimuka bumi ini sekalipun cinta dan kasih sayang.

Read More..